Selasa, 26 Maret 2013

Suksesnya Dakwah Sunan Giri: Diberi Bekal Segenggam Tanah



Sunan Giri yang saat itu lebih dikenal dengan nama Raden Paku telah menyelesaikan pendidikan agamanya di bawah bimbingan ayahnya sendiri, Syekh Maulana Ishaq. Sebelum kembali ke tanah Jawa untuk memulai dakwah, ayahnya memberikan bekal segenggam tanah yang dibungkus dengan kain berwarna putih sambil berpesan agar beliau mendirikan pondok pesantren di Jawa yang tanahnya sama dengan tanah yang dibungkus itu.

Sambil mengingat pesan tersebut, Sunan Giri kembali kepada Sunan Ampel untuk melaporkan semua ilmu yang telah dia dapat. Setelah itu, Sang Sunan Ampel memerintahkan beliau untuk segera menuju Gresik dan pulang kembali ke Ibu Angkatnya, Nyai Ageng Pinatih yang terkenal kaya. Setelah itu, atas izin Sang Ibu Angkat, Sunan yang terkenal akan otaknya yang pintar ini mulai berdagang hingga ke seluruh Nusantara sambil membawa ajaran-ajaran Islam dan menyebarkannya. Tak heran, jika beliau akhirnya popular dan dikenal luas di seluruh penjuru Nusantara.

Namun, karena panggilan hatinya kepada Allah SWT, Sunan Giri akhirnya mencoba untuk bertafakkur selama 40 malam di gua di daerah Kebomas. Di situlah, beliau mulai teringat akan tanah yang pernah diberikan ayahnya.

Keesokan harinya, dia berhenti berdagang dan mulai berkeliling mencari area tanah yang sama dengan yang dibawanya. Sampailah ia ke area perbukitan, tidak jauh dari desa Margonoto. Hawanya sejuk dan perasaannya damai.

Setelah dicek, ternyata tanahnya sama persis dengan yang dimaksud! Dengan hati bahagia, Sunan yang lahir pada tahun 1442 ini pun mulai membangun pondok pesantren yang disebut dengan Pesantren Giri.

Informasi mengenai pesantren ini pun dengan cepat menyebar ke seluruh Nusantara. Karena saat itu banyak pedagang yang bukan hanya orang pribumi, tetapi juga orang asing maka namanya pun semakin meluas.

Banyak yang berdatangan ingin menimba ilmu disini, mulai dari masyarakat lokal hingga masyarakat asing dari benua lain. Setelah 3 tahun, Sunan Giri resmi dikenal sebagai ulama besar dan sangat dihormati banyak orang.

Tidak puas dengan prestasi dakwahnya, beliau juga mendirikan masjid dan asrama di area pondok pesantren. Untuk itu, pesantren ini juga sempat dikenal sebagai pusat penyebaran agama Islam di Indonesia.

Menariknya, Sunan Giri berdakwah melalui kebudayaan Jawa hingga beliau menelurkan karya-karya gending popular seperti Lir-Ilir, Cublak Suweng, Jelungan, dan masih banyak lagi.

Karena terus berkembang, pondok pesantren ini lama-lama berubah menjadi kerajaan yang dikenal dengan sebutan Giri Kedaton. Kerajaan ini berkembang berabad-abad di daerah Gresik, namun setelah itu ditumbangkan oleh Sultan Agung.

Sumber : Lebaran

0 komentar:

Posting Komentar