Selasa, 26 Maret 2013

Kisah Nabi Yahya A.S: Nabi yang Jadi Panutan

.

Kota itu penuh kemaksiatan, namun di salah satu sudutnya lahirlah seorang bayi yang akan membawa pencerahan bagi kaumnya. Dialah Yahya bin Zakaria A.S, anak dari Nabi Zakaria A.S.

Yahya kecil pun melewati masa anak-anaknya dengan cara yang berbeda. Ketika anak-anak lain suka bermain-main, dia malah sibuk membaca buku dan mencari ilmu. Ketika anak-anak lain suka menyiksa hewan-hewan, Yahya kecil justru memberikan kasih sayangnya dengan memberikan makanannya kepada semua hewan itu. Sementara beliau sendiri lebih suka mengisi perutnya dengan daun-daun dan pepohonan.

Yahya kecil pun tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, budiman, dan penuh kasih sayang. Anak muda yang paling alim di masanya ini pun semakin suka membaca kitab Taurat atas perintah Allah SWT. Tak heran, dalam usia dini beliau sudah bisa memahami pengetahuan syariat secara mendalam dan mampu memberikan petunjuk atas permasalahan-permasalahan landasan ilmu agama.

Nabi yang budiman ini bahkan tak henti-hentinya berusaha mengeluarkan kaumnya dari lingkaran kebathilan dan mengajak mereka untuk bersama-sama menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Menginjak usia yang semakin dewasa, wajahnya semakin tampak bersinar. Membuat siapapun yang memandangnya akan merasakan perasaan nyaman. Tak terkecuali hewan buas seperti serigala dan singa, yang pergi dengan tenang tanpa ada hasrat untuk memangsanya ketika memasuki gua di mana di dalamnya ada Nabi Yahya A.S yang sedang sibuk berdzikir mendekatkan diri kepada Allah.

Air matanya berlinang. Perutnya sedikitpun tidak merasakan lapar meskipun hanya makan dedaunan. Ucapan rasa syukur dan perenungan spiritual inilah yang membuatnya tetap hidup dengan perasaan nikmat dan semakin menambah kecintaannya kepada Sang Maha Pencipta.

Namanya menjadi begitu harum karena Nabi Yahya A.S dijadikan sebagai panutan dan dihormati oleh semua orang. Hingga akhirnya terdengarlah sampai ke telinga raja lalim yang terusik untuk memanggilnya.

Raja Herodus itu ingin menikahi keponakannya yang terkenal cantik dan mempesona seluruh pria di negeri itu, Hirodia. Nabi Yahya A.S menghadap Sang Raja, kemudian raja menanyakan perihal keinginannya menikahi Hirodia.

Tentu saja, Nabi Yahya A.S mengatakan bahwa hal itu dilarang oleh agama. Meskipun dirayu agar berubah pikiran, Nabi Yahya bergeming dan pergi meninggalkan Sang Raja.

Hirodia yang takut rencananya untuk menjadi permaisuri gagal, akhirnya mencari cara untuk mendapatkan keinginannya. Wanita busuk itu mencoba merayu Nabi Yahya A.S, namun karena ketakwaan beliau tentu saja rencana itu tidak berhasil.

Tidak kehabisan akal, dia mengundang pamannya yang akan dinikahinya, dan membujuknya untuk membunuh Nabi Yahya A.S. Karena terbutakan oleh cinta, akhirnya Nabi Yahya A.S terbunuh dalam usahanya memperjuangkan kebenaran yang menjadi syariat Allah SWT.

SumberLebaran

0 komentar:

Posting Komentar